Kepsek SDN 1 Kasui Pasar Kecamatan Kasui diduga Mark-Up Dana Bos
Way Kanan aspirasirakyatLampung.com Setelah akan di Konfirmasi kepada oknum Kepala Sekolah dia seolah-olah menghindar dan pergi meninggalkan awak media yang ingin bertanya tentang pengunaan Dana Bos yang mereka kelola, seharusnya Kepala Sekolah itu menanyakan kepada Awak Media dari mana dan perlu apa, namun yang ada malahan terkesan menghindar alias alergi dengan wartawan. Senin (01/02/2021)
Karena Awak Media yang akan melakukan konfirmasi tentang penyaluran Dana Bos di SDN 1 Kasui Pasar, Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan. Dalam pelaporan akhir Tahun disekolahan itu sedangkan penyaluran diduga tidak sesuai pengunaan Dana Bos.
Seperti contoh pembayaran honorer tahap pertama dengan nilai 21.000.000 sedangkan gaji Guru honorernya pun bervariasi nilai pembayarannya, namun ditahap ke 2(dua) gaji honorernya bertambah tinggi mencapai nilai 25.900.000, dibandingkan dengan tahap pertama padahal yang honorer hanya 7(tujuh) orang saja. (Ada Apa Tentang Pembayaran Honorer Ini Kok Nilai Gajinya Bisa Bertambah-Tambah Seperti Itu). Tetapi yang diterima oleh honorer di SDN 1 Kasui Pasar, Kecamatan Kasui. Paling tinggi 400.000 Ribu perbulan (di kemanakan sisa dana tersebut..?).
"Menurut salah satu oknum guru yang dimintai keterangannya tentang hal tersebut dia mengatakan bahwa gaji honorer di SDN 1 Kasui Pasar tersebut setinggi-tingginya 400.000 ribu perbulan dengan jumblah honorer 7(tujuh) orang itu sudah termasuk operator sekolah",ucapnya.
Selain dari pada itu pengembangan perpustakaan dengan nilai 14.084.000 itu pun sedikit buku baru yang terlihat di letakkan di atas meja kantor yang ditunjukkan oleh kepala sekolah, Dan terlihat lebih banyak buku lama yang ada di dalam perpustakaan sekolahan tersebut. Begitu juga pengembangan perpustakaan ditahap ke 2(dua) nilainya lebih tinggi yaitu 15.894.000. tetapi dari nilai 2(dua) tahap tersebut kok hanya sedikit buku yang baru sedangkan dananya sangat besar.
Selanjutnya seperti hal pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dengan nilai 19.305.000, dan di tahap kedua nilai yang diterima lebih besar yaitu 24.305.000, sedangkan sekolahan pun tidak maksimal pemeliharaannya, seperti rumput pun masih terlihat meninggi alias serut di sekeliling lapangan dan di sekeliling gedung dan terkesan kumuh. Dan di komponen lainnya diduga banyak juga permasalahannya.
Seperti contoh Dana Bos yang diterima di tahap pertama yaitu dengan nilai 124.110.000 dan total pengunaan dana 88.029.000 sisa dana yang di gunakan di tahap pertama 36.081.000, dan dana yang diterima ditahap ke dua dengan nilai 70.920.000 dan dana sisa tahap lalu 36.081.000 dan total pengunaan dana 124.097.500 sisa dana di tahap kedua -17.096.500, di tahun anggaran 2020 namun dalam kasat mata terlihat oleh media ini tidak sesuai pengunaannya (diduga di MARK-UP-red) seharusnya sekolahan itu sangat bagus untuk penerapan Dana Bosnya, dengan jumblah dana yang besar seperti itu tetapi yang terjadi malahan sebaliknya tidak sesuai penyalurannya Kuwat dugaan di MARK-UP Dana Bosnya.
Sedangkan kepala sekolah tersebut adalah guru mendapat tambahan kepala sekolah, seharusnya kepala sekolah itu memikirkan sekolahan yang di binanya karena gajinya sendiri pun sudah sangat besar. Tetapi dalam hal ini diduga aji mumpung lagi jadi kepala sekolah untuk mencari kesempatan dan keuntungan pribadi dalam penyaluran Dana Bos yang ada di sekolahan itu.tunggu edisi mendatang akan diungkap satu persatu permasalahannya.
(Tim biro way kanan Amir Hasan)
Post a Comment