Peternak Jangkrik di Pekon Sukamara Kecamatan Bulok, Keluhkan Sulitnya Pemasaran Pasca Panen
Tanggamus, Aspirasirakyatlampung.com - Peternak Jangkrik di Pekon Sukamara Kecamatan Bulok, Kabupaten Tanggamus keluhkan sulitnya pemasaran pasca panen.
Diki, peternak jangkrik mengatakan, dirinya baru tiga bulan terahir mengeluti budidaya jangkrik, berawal dari melihat tetanganya yang terbilang sukses bisnis budidaya tersebut, ahirnya ia termotivasi untuk menjadi peternak jangkrik tersebut.
Menjadi peternak jangkrik tidak terlalu rumit, proses awalnya dengan menyiapkan bibit berkualitas baik untuk menghasilkan telur yang baik, karena bibit jangkrik menjadi faktor yang paling vital dalam kesuksesan usaha ternak jangkrik, serta didukung dengan kandang dan tempat yang teduh jauh dari kebisingan, katanya.
"Umur indukan atau bibit idealnya 1.5 bulan, lalu diletakan di bok terpisah yang sudah disiapkan rumah-rumah dari karpet telur, kemudian diletakan beberapa nampan yang sudah diisi pasir halus tempat jangkrik nantinya bertelur.
Setiap 3 hari sekali nampan berisi pasir diganti dan diayak untuk memisahkan telurnya dari pasir, begitu seterusnya sampai diangap indukan sudah tidak lagi bertelur. Kemudian telur di eramkan dengan mengunakan pasir dengan kelembapan, selama tujuh hari telur akan menetas, katanya.
" Jangkrik sudah bisa dipanen setelah umur 30 hari, atau sebelum jangkrik tumbuh sayap. Satu bok ukuran 1.5 M x 4 M bisa menghasilkan 15 sampai 20 kg, dengan harga jual 50 ribu /kg, dengan menghabiskan 20 kg pakan ternak ayam," Jelasnya kepada aspirasirakyatLmpg .com, Jumat (24/9)
Dirinya mengeluhkan sulitnya pemasaran pasca panen, karena selama ini dia dan temannya menjual hasil panennya ke kios-kios penjualan burung saja. Karenanya dia berharap ada pengepul yang khusus menampung hasil panen mereka,"Tutupnya.(Suhaili)
Post a Comment