Disparbud Kabupaten Tanggamus, Mengapresiasi Kekompakan Mulli Makhanai Makhga Buay Takkhugak
Tanggamus, Aspirasirakyatlampung com - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Tanggamus, mengapresiasi kebersamaan dan kekompakan Mulli Makhanai Makhga Buay Takkhugak dalam menjungjung tingi serta melestarikan nilai-nilai adat dan budaya makhganya.
Hal tersebut disampaikan Sekertaris Disparbud, Wawan Harianto, menurut dia, rangkaian prosesi yang sudah dan yang akan dilakukan menjelang perhelatan nayuh agung makhga buay tukkhgak, mulai dari persiapan hippun adat, budandan serta kegiatan gotong royong mulli makhanai membersihkan lingkungan gedung makhga dan jalan yang akan menjadi salah satu tempat prosesi daduwai.
Merupakan hal positif yang harus dilestarikan, terlebih di zaman yang serba moderen ini, dengan banyaknya budaya luar nanti bisa mengikis adat dan budaya kita, karenanya dirinya memberikan apresiasi tingi kegiatan mulli makhanai tersebut, untuk mengangkat dan melestarikan kembali adat budaya lampung khususnya makhga buay takkhugak. Mulli makhanai merupakan generasi muda yang wajib meneruskan keanak cucu, sehingga adat budaya kita tidak punah.
"Kepada aspirasirakyatLmpg .com saya mewakili Kadis Disparbud, saya berharap kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, untuk tetap menjaga budaya-budaya adat masyarakat sebagai kearifan lokal," Jelasnya. Sabtu (20/11)
Ditambahkan Wawan, kegiatan tersebut dari segi dunia pariwisata, jelas akan menarik minat para wisatawan baik lokal maupun internasional berkunjung ke-Kabupaten Tanggamus, untuk melihat dan mempelajari budaya-budaya kita yang memang mempunyai nilai tingi, ucapnya.
Sebelumnya diberitakan menjelang Nayuh Agung Makhga Buay Takkhugak antusiasme dan ramainya para penyimbang suku dan penyimbang pengawa, hadir untuk menghias atau Budandan Gedung Marga Buay Takkhugak jelang acara yang akan dihelat pada Sabtu 27 November mendatang. Dan
Muli (gadis) dan mekhanai (bujang) Marga Buay Takkhugak ikut serta mendukung acara Nayuh Agung. Para gadis mengenakan sarung tapis dan baju lengan panjang sementara para bujang memakai kopiah dan minjung.
Mereka bergotong-royong membersihkan lingkungan gedung marga serta jalan menuju kali atau way balak yang akan dilalui khatu atau ratu saat prosesi daduwai,"Tutupnya.(Suhaili)
Post a Comment